BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kata kerja atau verba dalam bahasa
Indonesia juga memiliki jenis-jenis dan ciri-ciri yang membedakannya dengan
kelas kata lainnya. Makalah ini mencoba memaparkan tentang "Kata
Kerja
Fungsi dari bahasa seperti alat
komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli
bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin
memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyrakat akan lumpuh
tanpa bahasa.a
Definisi kata dapat dilihat dari
beberapa sudut pandang. Di antaranya ada tiga sudut pandang yang umum digunakan
untuk mendifinisikan kata.
1. Posisi kata secara gramatikal, kata
dapat diartikan sebagai satuan gramatikal terkecil yang dapat terdiri dari satu
atau lebih morfem yang menjadi unsur pembentuk suatu frasa atau kalimat.
2. Dari bahasa lisan atau fonem, kata
dapat diartikan sebagai deretan bunyi yang memiliki arti yang diucapkan dalam
satu kecapan.
3. Dari bahasa tulis, kata dapat diartikan
sebagai deretan huruf yang memiliki arti yang penulisannya dalam kalimat
dibatasi oleh spasi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari
Karangan Persuasi?
2. Apa Ciri-ciri karangan Persuasi?
3. Apa yang tergolong
Karangan Persuasi ?
1
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Kata Kerja
Secara umum kita mengenal kata
kerja sebagai kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan, pengalaman, atau
pengertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam
suatu frasa atau kalimat. Dalam buku Morfologi, Arifin dan Junaiyah
(2009:93) menyatakan bahwa verba atau kata kerja dapat diketahui lewat prilaku
semantis dan sintaksis serta bentuk morfologisnya. Pada umumnya verba atau kata
kerja memiliki ciri sebagai berikut:
- Verba berfungsi sebagai predikat atau inti predikat kalimat , seperti: (a) Pagi-pagi sekali mereka telah berlari keliling lapangan.
(b) kami sedang bermain bola.
(c) Bom meledak di Kuta.
Kata bermain, sedang berlari, dan meledak
pada contoh kalimat berfungsi sebagai predikat; kata bermain pada sedang
bermain merupakan inti predikat. Verba juga dapat berfungsi lain di luar
predikat.
- Secara inheren, verba mengandung makna 'perbuatan (aksi), proses, atau keadaan yang bukan sifat atau bukan kualitas'.
- Verba yang bermakna keadaan tidak dapat diberi prefiks ter- untuk menyatakan makna 'paling'.
- Secara umum, verba tidak dapat bergabung dengan kata penunjuk kesangatan.
2
3
B.
Kata Kerja versi Gorys Keraf
Menurut
Gorys Keraf dalam (Putrayasa, 2010:87) sebuah kata dapat dikatakan kata kerja
atau tidak haruslah melalui dua prosedur, yaitu
Ø Melihat dari segi
bentuk sebagai prosedur pencalonan.
Ø Melihat dari segi
kelompok kata (frasa) sebagai prosedur penentuan.
- Bentuk
Semua kata yang
mengandung imbuhan me-, ber-, -kan, di-, -i,-kan dicalonkan menjadi kata
kerja. Akan tetapi, terdapat sejumlah kata kerja yang tidak mengandung
unsur-unsur tersebut tetapi secara tradisional masuk ke dalam golongan kata
kerja seperti tidur, bangun, datang, pergi, terbang, turun, naik, mandi makan,
minum. Selain ciri-ciri bentuk seperti telah dibahas sebelumnya, kedua macam
kata kerja tersebut mempunyai suatu kesamaan struktur dalam kelompok kata.
- Kelompok kata
Semua kata yang
tersebut sebelumnya, dalam segi kelompok kata mempunyai suatu kesamaan
struktur, yaitu dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat,
misalnya:
Ria berjalan dengan cepat
Handayani menyanyi dengan riang
Anak itu tertidur dengan nyenyak
Berdasarkan kedua prosedur tersebut Keraf
memberi batasan mengenai kata kerja yaitu segala macam kata yang dapat
diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat merupakan kata kerja.
4
Untuk
membuktikan penerapan prosedur menentukan kata kerja Keraf dapat diuji dalam
beberapa contoh berikut. Apakah kata jalan, berteriak, membaca, duduk,
belajar,berkabung, termasuk dalam kata kerja? Dari enam kata tersebut ,
kata membaca, berteriak, belajar dan berkabung masuk dalam
prosedur bentuk yang menjadikan kata tersebut calon kata kerja, karena kata
tersebut mengandung imbuhan ber-,dan me-. Lalu dalam prosedur
yang kedua , dari segi kelompok kata, keenam kata tersebut dapat diperluas
dengan kelompok kata dengan + kata sifat misalnya:
Ø jalan dengan lebih
cepat
Ø berteriak dengan
lantang
Ø membaca dengan
ekspresif
Ø duduk dengan
tenang
Ø belajar dengan
tekun
Ø berkabung dengan
penuh duka cita
Maka, berdasarkan
prosedur Gorys Keraf, keenam kata di atas dapat digolongkan dalam kata kerja.
Dapat diamati bahwa kata kerja versi keraf bisa memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
- Dari segi bentuk dapat mengandung imbuhan me-, ber-, -kan, di-, -i. Ada juga yang tidak mengandung imbuhan.
- Kata yang mengandung imbuhan ataupun tidak dapat diperluas dengan kelompok kata dengan + kata sifat.
C.
Perbedaan teori
kata kerja Gorys Keraf dan pakar lainnya :
- Gorys Keraf menentukan sebuah kata termasuk dalam kategori kata kerja melalui prosedur pengujian (pencalonan dan penentuan), sementara pakar lain dengan menentukan ciri-ciri dan mengelompokannya.
5
- Gorys keraf menentukan kata kerja berdasarkan struktur morfologis, sementara pakar lain menentukan kata kerja berdasarkan pendekatan bentuk, sintaksis dan semantis.
- Pendekatan bentuk dan struktur morfologis digunakan Gorys Keraf sebagai proses pencalonan kata kerja. Sementara pakar lain menggunakan dasar pendekatan bentuk untuk mengklasifikasikan kata kerja tersebut berdasarkan bentuknya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dari urain
diatas bisa saya simpulkan sebagai berikut :
1. Kata kerja menurut
pengertian tata bahasa tradisional adalah kata yang menyatakan perbuatan.
Secara umum kita mengenal kata kerja sebagai kata yang menyatakan suatu
tindakan, keberadaan, pengalaman, atau pengertian dinamis lainnya. Jenis kata
ini biasanya menjadi predikat dalam suatu frasa atau kalimat.
2. Gorys Keraf
menentukan sebuah kata tergolong kata kerja berdasarkan struktur morfologisnya
melalui dua prosedur yaitu pertama, melihat dari kesamaan bentuk, yaitu kata
yang mengandung imbuhan me-, ber-, di-, -kan, -i, sebagai prosedur
pencalonan kata kerja. kedua, melihat dari kelompok kata (frasa) yang sama
dapat memperluas kata tersebut. Kelompok kata tersebut adalah kata dengan
+ kata sifat. Hal ini adalah penentuan suatu kata sebagai kata kerja.
B.
Saran
1. Penulis hanya bisa menyarankan
kepada pembaca agar pembaca bisa memahami tentang kata kerja.
2. Saran dari penulis kepada pembaca
agar tidak berhenti mencari rujukan dari sumber lain tentang kata kerja agar
pembaca lebih memahami dalam hal ini.
6
DAFTAR PUSTAKA
1. Alwi,Hasan,dkk.1998.Tata
Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka.
2. Arifin, Z. dan
Junaiyah.2009. Morfologi Bentuk, Makna dan Fungsi. Jakarta: Grasindo.
3. Chaer,Abdul.2003.Seputar
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
4. Putrayasa, Ida
Bagus.2010.Kajian Morfologi.Bandung:Refika Aditama.
5. Muslich,
Mansur.2010.Garis-Garis Besar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Bandung:Refika Utama.
6. Muslich,
Mansur.2010.Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta:Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar