BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Fungsi dari bahasa seperti alat
komunikasi. Kenyataan yang dihadapi dewasa ini adalah bahwa, selain ahli-ahli
bahasa, semua ahli yang bergerak dalam bidang pengetahuan yang lain semakin
memperdalam dirinya dalam bidang teori dan praktek bahasa. Semua orang
menyadari bahwa interaksi dan segala macam kegiatan dalam masyrakat akan lumpuh
tanpa bahasa.a
Bahasa adalah system lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenang-wenang dan konvensional yang dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan perasaan dan pikiran.
Dalam meluapkan / menyampaikan isi hati seseorang bisa di utarakan lewat sebuah karangan,namun sebuah karangan yaik baik harus sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan Topik, Tema dan Judul Karangan?
2. Bagaimana cara menyusun Kerangka Karangan?
3. Bagaimana cara mengumpulkan Data?
4. Bagaimana cara mengembangkan Kerangka Karangan?
1
BAB
II
PEMBAHASAN:
A. Menentukan Topik, Tema dan Judul Karangan
- Topik
Gagasan inti karangan yang dijadikan landasan penyusunan karangan. Topik dinyatakan dalam kata atau kelompok kata. Misalnya: Teknik Beternak Ayam.
Syarat-syarat penentuan topik:
·
Menarik
·
Diketahui
dan dikuasai penulis
·
Tidak
menimbulkan kontroversi
·
Mengandung
unsur kebaruan (aktual)
·
Cukup
sempit dan terbatas
- Tema
Pesan utama yang ingin disampaikan penulis melalui karangannya. Tema dirumuskan dalam bentuk kalimat yang lengkap, disusun berdasarkan topik yang telah ditentukan. Misalnya: Beternak ayam kampung dapat menghasilkan untung besar.
Ciri-ciri tema yang baik:
·
Dirumuskan
dalam kalimat yang jelas
·
Memiliki
kesatuan gagasan ; memiliki gagasan sentral
·
Terarah
·
Mengandung
unsur keaslian dan kebaruan
- Judul
Nama untuk suatu karangan atau suatu pokok pembahasan. Judul seringkali dikemukakan lebih dulu. Namun, bisa juga dibuat setelah karangan selesai dibuat.
2
3
Fungsi judul:
·
Nama
bagi suatu karangan
·
Slogan
promosi untuk menarik minat baca
·
Gambaran
isi karangan
·
Wujud
kreativitas pengarang
Ciri-ciri judul yang baik:
·
Menarik
·
Menimbulkan
rasa penasaran pembaca
·
Mudah
ditangkap maksudnya dan mudah diingat
B. Menyusun Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja yang memuat garis besar suatu karangan. Manfaat kerangka karangan:
- Memudahkan penyusunan karangan sehingga menjadi lebih teratur.
- Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dengan yang kurang penting.
- Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
- Membantu pengumpulan sumber-sumber yang diperlukan.
C. Mengumpulkan Data
Untuk memperkaya pemahaman dan
pengetahuannya, seorang penulis harus mengumpulkan data, informasi atau
pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan tema karangan. Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan membaca bahan acuan tertentu, mengadakan wawancara atau
pengamatan lapangan.
D. Mengembangkan Kerangka Karangan
Sebuah karangan dapat disusun berdasarkan pola-pola tertentu:
Sebuah karangan dapat disusun berdasarkan pola-pola tertentu:
4
E. Urutan Waktu (Kronologis)
Urutan yang didasarkan runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Pola ini umumnya digunakan dalam novel atau cerpen.
Urutan yang didasarkan runtutan peristiwa atau tahap-tahap kejadian. Pola ini umumnya digunakan dalam novel atau cerpen.
F. Urutan Ruang (Spasial)
Urutan penyajian suatu kejadian atau benda yang disusun berdasarkan urutan keruangan. Misalnya, dari yang depan ke belakang, dari yang terdekat ke yang terjauh, dsb.
Urutan penyajian suatu kejadian atau benda yang disusun berdasarkan urutan keruangan. Misalnya, dari yang depan ke belakang, dari yang terdekat ke yang terjauh, dsb.
G. Urutan Klimaks atau Antiklimaks
Bila bagian penting ditempatkan pada bagian akhir, disebut urutan klimaks. Sebaliknya, bila bagian penting dikemukakan pada awal pembahasan disebut urutan antiklimaks.
Bila bagian penting ditempatkan pada bagian akhir, disebut urutan klimaks. Sebaliknya, bila bagian penting dikemukakan pada awal pembahasan disebut urutan antiklimaks.
H. Urutan Kausalitas
Mencakup dua pola, yaitu urutan sebab-akibat dan urutan akibat-sebab. Pada pola yang pertama, masalah utama dianggap sebagai sebab, kemudian dilanjutkan perincian-perincian yang merupakan akibatnya. Adapun pada pola kedua, masalah yang utama dianggap sebagai akibat, kemudian dilanjutkan perincian-perincian yang berusaha mencari penyebabnya.
Mencakup dua pola, yaitu urutan sebab-akibat dan urutan akibat-sebab. Pada pola yang pertama, masalah utama dianggap sebagai sebab, kemudian dilanjutkan perincian-perincian yang merupakan akibatnya. Adapun pada pola kedua, masalah yang utama dianggap sebagai akibat, kemudian dilanjutkan perincian-perincian yang berusaha mencari penyebabnya.
I.
Urutan
Umum-Khusus
Pola ini terdiri atas dua cara, yaitu dari umum ke khusus dan dari khusus ke umum. Pada urutan yang bergerak dari umum ke khusus, pertama diperkenalkan sesuatu yang umum, lalu diikuti dengan uraian-uraian khusus. Adapun urutan khusus ke umum yang merupakan kebalikannya.
Pola ini terdiri atas dua cara, yaitu dari umum ke khusus dan dari khusus ke umum. Pada urutan yang bergerak dari umum ke khusus, pertama diperkenalkan sesuatu yang umum, lalu diikuti dengan uraian-uraian khusus. Adapun urutan khusus ke umum yang merupakan kebalikannya.
J. Urutan Familiaritas
Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur berpindah pada hal-hal yang kurang/belum dikenal.
Dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah dikenal kemudian berangsur-angsur berpindah pada hal-hal yang kurang/belum dikenal.
BAB
III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari uraian diatas bisa saya
simpulkan sebagaimana berikut ini :
Langkah-langkah dalam mengarang adalah :
a. Menentukan
Topik, Tema dan Judul Karangan.
b. Menyusun
Kerangka Karangan.
c. Mengumpulkan
Data.
d. Mengembangkan
Kerangka Karangan.
e. Urutan
Waktu (Kronologis).
f. Urutan
Ruang (Spasial).
g.
Urutan Klimaks atau Antiklimaks.
h. Urutan
Kausalitas.
i. Urutan
Pemecahan Masalah.
j. Urutan
Umum-Khusus.
k. Urutan
Familiaritas.
B. Saran
Penulis
mensyarankan kepada para pembaca agar pembaca bisa :
- Mengerti langkah – langkah mengarang.
- Mengarang dengan baik dan benar yang sesuai dengan kaidah ilmu bahasa Indonesia yang baku.
5
Tidak ada komentar:
Posting Komentar